Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian,
pengalaman, metode khusus, serta kemampuan untuk
menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah. Pakar
biasa memiliki beberapa konsep umum. Pertama, harus mampu memecahkan
persoalan dan mencapai tingkat performa yang secara signifikan ebih baik dari
orang kebanyakan. Kedua, pakar adalah relatif. Pakar pada satu
waktu atau satu wilayah mungkin tidak menjadi pakar di waktu atau wilayah lain.
Misalnya, mahasiswa kedokteran mungkin disebut pakar dalam penyakit dibanding
petugas administrasi, tetapi bukan pakar di rumah sakit terkemuka.
Biasanya pakar manusia mampu melakukan hal berikut
: Mengenali dan merumuskan persoalan, Memecahkan persoalan
dengan cepat dan tepat, Menjelaskan solusi tersebut, Belajar dari pengalaman,
Menyusun ulang pengetahuan, Membagi-bagi aturan jika diperlukan, Menetapkan
relevansi Keahlian adalah pengetahuan ekstensif yang spesifik terhadap tugas
yang dimiliki pakar.
Keahlian sering dicapai dari pelatihan, membaca, dan
mempraktikkan. Keahlian mencakup pengetahuan eksplisit, misalnya teori yang
dipelajari dari buku teks atau kelas, dan pengetahuan implisit yang diperoleh
dari pengalaman. Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi.
Kebanyakan sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka
untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya. Sistem pakar generasi
kedua jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan
dan metode pertimbangan.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik
seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli,
merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4
aktivitas yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber
lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan, dan
pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut
sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).
Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan
untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis
pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer
harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas
dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan setiap sub sistem mempunyai
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
Terdapat beberapa alasan bagi suatu perusahaan untuk
mengadopsi sistem pakar. Pertama, pakar di suatu perusahaan/instansi bisa
pensiun, keluar, atau telah meninggal. Kedua, pengetahuan perlu
didokumentasikan atau dianalisis. Ketiga, pendidikan dan pelatihan adalah hal
penting tetapi merupakan tugas yang sulit. Sistem pakar memungkinkan
pengetahuan ditransfer lebih mudah dengan biaya lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar