Welcome To My New Blog'R

Minggu, 22 Maret 2020

Budaya Dan Sastra

Apa Itu Budaya?
Budaya adalah aktifitas manusia sebagai gambar Allah dalam mengolah alam untuk beragam tujuan. Ibarat eksistensi diri manusia, budaya adalah bagian  yang kelihatan atau tubuh; bagian yang tidak kelihatan adalah pendorong atau penggerak dari budaya.  

PENGERTIAN BUDAYA

Ada beberapa macam pengertian mengenai budaya. Ada yang menyebut budaya sebagai tradisi atau adat istiadat; ada juga yang mengatakan budaya sebagai interaksi sosial antara individu dan individu yang lain; 

masih ada yang mengatakan bahwa budaya adalah rasa yang tinggi terhadap sesuatu seperti lukisan atau musik; masih ada juga yang mengatakan bahwa budaya adalah kesopanan yang ditunjukkan sebuah masyarakat.

Masih ada lagi yang menyebut bahwa bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang mempunyai peradaban yang tinggi.

Pengertian-pengertian ini hanya menyatakan sebagian dari pengertian budaya yang utuh. Budaya lebih dari sekedar tradisi, adat-istiadat atau kebiasaan; budaya lebih dari hubungan sosial antara manusia dan manusia lainnya;

Budaya lebih dari sekedar rasa terhadap seni; budaya lebih dari nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan seperti keramahan. Budaya bukan juga hanya peradaban yang tinggi.

Cakupan budaya begitu luas; budaya mencakup tindakan apa saja yang dilakukan manusia terhadap alam dan lingkungannya.

Oleh karena begitu luas, budaya tidak dapat diwakili oleh satu dua orang. Bila ada seorang individu atau beberapa keluarga mempunyai kebiasaan yang halus- ini belum dapat dikatakan sebagai budaya.

Kebiasaan, tradisi atau kebiasan-kebisaaan yang dimiliki perorangan tidak dapat disebut sebagai budaya. Budaya individu tidak dapat merepresentasikan kehidupan dari satu atau beberapa orang saja.

Budaya merupakan sikap hidup yang unik dari masyarakat yang lebih besar seperti etnis, suku atau bangsa, yang hidup dalam di wilayah tertentu.

Budaya mempunyai karakter tertentu. Falsafah orang Batak, Dalihan Natolu misalnya, dapat merupakan salah satu karakter dari budaya Batak. Prinisip ini dapat dijumpai dalam setiap puak suku Batak- somba marhula-hula (hormat kepada pihak keluarga isteri), elek marboru (bersikap memohon kepada adik perempuan), manat mardongan tubu (hati-hati kepada saudara laki-laki).

Karakter individu tertentu tidak dapat dikatakan mewakili budaya masyarakat tersebut.


APAKAH ITU SASTRA?

Hingga kini, tidak seorang pun bisa mendefinisikan dengan jelas mengenai arti dan maksud dari kata sastra. Sebagaimana yang kita tahu sebagai orang awam, kata sastra menyangkut tentang suatu karya yang mengunggulkan keindahan bahasa di dalamnya. Menurut A. Teeuw dalam Sastra dan Ilmu Sastra (1984: 22-23), kata sastra mempunyai banyak sebutan, antara lain literature (Inggris), Literatur (Jerman), dan littérature (Prancis). Semua kata tersebut berasal dari bahasa Latin litteratura yang merupakan terjemahan dari kata Yunani grammatika. Litteratura dan gramatika  masing-masing terbentuk dari kata dasar littera dan gramma yang berarti huruf atau tulisan.

Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Dalam bahasa Sanskerta kata berakhiran –tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Sebagai contoh adalah silpasastra (buku arsitektur) dan kamasastra (buku petunjuk mengenai seni cinta).

Pemakaian kata sastra atau literature sering kali mengacu pada segala sesuatu yang tertulis. Padahal, sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak (Wellek dan Werren: 1993). Sastra juga merupakan hasil kreativitas manusia didasarkan pada luapan emosi spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik antara aspek kebahasaan maupun aspek makna (Mukarovsky, E.E. Cummings, dan Sjklovski).

Meskipun sastra sering kali dianggap sebagai karya tulis, namun ia tidak identik dengan bahasa tulis. Kesalahpahaman dan perbedaan persepsi sering ditemui ketika memahami suatu tulisan. Namun, berbeda halnya dengan sastra. Potensi makna ganda di dalam suatu karya tulis dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suasana khas dari sastra. Keambiguan yang diciptakan dalam karya sastra disebabkan karena tidak adanya hubungan fisik antara pengarang dan pembaca. Kata aku dalam sebuah puisi misalnya, bukan berarti menyangkut tentang diri si pengarang. Keambiguan makna ini lah yang kemudian disebut sebagai keindahan sastra.

Menurut Teori Mimesis yang dikemukakan oleh Aristoteles, penciptaan suatu karya sastra tidak sama dengan penulisan sejarah. Sejarah hanya menuliskan fakta-fakta dan menampilkan suatu kejadian apa adanya dengan tujuan memberikan informasi kejadian di masa lalu kepada pembaca. Sebaliknya, karya sastra diciptakan untuk memuaskan kebutuhan estetik dan rohani manusia. Para penyair tidak menulis berdasarkan kenyataan dan tidak menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa sebagaimana adanya. Ruang lingkup sastra lebih luas sehingga para penyair atau pengarang sastra lebih leluasa dalam mengungkapkan beberapa kemungkinan. Perbedaan penafsiran ini bergantung pada sudut pandang yang dimiliki oleh si pembaca.

Jadi, apakah itu sastra? Sastra merupakan luapan emosi manusia yang diungkapkan melalui tulisan maupun lisan. Perbedaan penafsiran dari para pembaca merupakan esensi dalam memahami karya sastra. Setiap karya sastra mempunyai keunikan tersendiri dan tidak jarang turut menggambarkan isi hati si pengarang. Dan seperti yang diungkapkan oleh Boris Pasternak bahwa “Literature is the art of discovering something extraordinary about ordinary people, and saying with ordinary words something extraordinary.”


HUBUNGAN ANTARA BUDAYA DENGAN SASTRA

Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang ilmu budaya dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut:

Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukaan, dan kedaerahan.

Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.

Jadi, Hubungan Budaya Dengan Sastra sangatlah erat kaitannya. Suatu sastra diciptakan karena adanya kebudayaan. Kebudayaan memiliki sifat kompleks, luas, dan abstrak. Dan suatu sastra itu memerlukan sesuatu yang baru dan terus berkembang dari yang sudah ada. Kebudayaanlah yang membuat seseorang dapat mengembangkan ide-ide pikirannya ke dalam suatu wadah sehingga menjadi sebuah karya. Ada banyak unsur yang membentuk budaya, salah satunya adalah bahasa. Bahasa merupakan perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, baik melalui tulisan, lisan, ataupun gerakan. Dan karya itulah disebut dengan hasil-hasil pemikiran seseorang terhadap sesuatu yang dipengaruhi oleh suatu kebudayaan. Jadi budaya dengan sastra sangatlah erat hubungannya. Tanpa budaya seseorang tidak dapat menghasilkan suatu sastra yang baik.

Referensi :

https://www.putra-putri-indonesia.com/apa-itu-budaya.html

http://buahpena.fib.ugm.ac.id/?p=345

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar